Judul : Best Mistake
Penulis : Jenny Annissa
Penerbit : Elexmedia
Blurb :
“ Liv begitu menyayangi kakaknya, Mas Arco,
dan kakak iparnya, Mbak Moza. Ketika seorang pria tampan datang ke rumahnya
dalam rangka syukuran atas kehamilan Moza, Liv mencurigai pria tersebut karena
hanya berdiri di luar. Saat Liv mendapati pria itu memandangi Moza dengan
tatapan hampa, seketika itu juga Liv tahu ada yang tidak beres.
.
.
Liv mempunyai rencana untuk menjauhkan pria
tampan itu dari keluarga kecil yang disayanginya, tapi di pertengahan jalan Liv
dihadapkan kenyataan pahit : bahwa dia
jatuh cinta kepada pria tampan yang masih mencintai kakak iparnya.
.
.
Akan kah Liv mengikuti kata hatinya, dan
berharap Attar, pria tampan itu, dapat mencintainya?”
.
.
Attar mencintai Moza. Tetapi Moza sudah
menikah dengan Arco, Sahabat Attar, dan saat ini tengah mengandung anak pertama
mereka.
.
Attar tersakiti. Iya benar. Tapi penyesalan
selalu akan hadir diakhir, bukan?
.
.
Semua dimulai dari Attar yang datang ke rumah
Arco dan Moza untuk menghadiri acara syukuran atas kehamilan pertama Moza.
Setelah sekian lama menjauh dari Moza dan Arco karena berusaha untuk
menyembuhkan luka hatinya, akhirnya Attar kembali menampakkan dirinya.
.
.
Mencintai Moza. Lalu melepaskan dan
merelakannya bersama Arco adalah penyesalan terbesar dalam hidup Attar. Dan
sekarang, ia harus melihat bagaimana keduanya begitu bahagia menyambut
kelahiran si Arco atau Moza junior.
.
Melihat bagaimana Arco begitu mencintai Moza
dan memperlakukan istrinya dengan manis, bagi Attar dan ego-nya yang terlampau
tinggi, hal itu menyakitinya semakin dalam, ia hanya bisa mengepalkan tangan
dengan erat dan membatin penuh kebimbangan. Harus sampai kapan ia bersandiwara
di depan mereka semua dan memperlihatkan kebahagian karena pernikahan dan
kehamilan Moza?
.
.
Berbeda dengan Attar yang menatap Moza dan
Arco dengan sorot mata hampa, Liv memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan
curiga.
.
Siapa yang tidak akan curiga dengan seseorang
yang menatap rumah Abangnya dengan sorot mata tajam sarat kehampaan lalu
mencintai kakak iparnya. Itu alarm tanda bahaya.
.
Dan ketika pertemua kedua dengan Attar kembali
terjadi, Liv menyakinkan dirinya untuk menyusun rencana menjauhkan Attar dari
kehidupan rumah tangga Abang dan Kakak Ipar kesayangannya.
.
.
Salah satu cara yang dilakukan Liv adalah
menelpon Arco di suatu siang ketika Attar berkunjung ke rumah abangnya itu. Liv
ingin melihat bagaimana reaksi tubuh Attar ketika mendengar pembicaraan manis
antara Moza dan Arco.
.
Dan lagi-lagi, wajah Attar mengeras, ia
membuang muka, lalu mengembuskan napas kesal. Menurut Liv, di satu sisi, cowok
itu memang menyedihkan. Tapi di sisi yang berbeda, Liv rasa Attar pantas
menerima hal itu.
.
.
“Mas Attar jatuh cintalah pada orang yang
tepat, kalau kamu nggak ingin terluka” – Liv
.
.
Setelah kunjungan itu, Attar kembali diundang
oleh Arco dan Moza untuk makan malam bersama. Dan Liv mendadak menawarkan diri
untuk mengantarkan Attar pulang, dengan syarat bahwa Attar yang menyetir.
.
Pertolongan Liv malam itu membuat Attar
mengunjungi T-ShineLine, bukti milik Mbak Tara, kakak perempuan Liv dan tempat
gadis itu bekerja.
Attar berniat mengajak Liv sarapan bersama
sebagai ucapan terima kasih karena telah diantar pulang.
.
Attar mengajak Liv ke satu kedai kopi. Dan tanpa
sengaja Liv melepaskan pegangan cangkir berisi hot chocolate miliknya. Kemudia
kejadian tak terduga dilakukan oleh Attar.
.
Tanpa aba-aba, Attar berjongkok di hadapan
Liv, lalu menarik telunjuk kanannya. Mengisap cairan kemerahan yang mengucur
dari telunjuknya.
.
Liv tak tahu dari mana semua persamaan ini
datang, tetapi tiba-tiba saja jantung Liv berdegup kencang karenanya.
.
.
“Bukankah nggak semua cinta berlabuh di hati
yang tepat?” – Attar
.
.
”Sering kali cinta hadir tanpa benar-benar
kita sadari, Liv.” – Zentra
.
.
“Cinta, kan, datang dengan nggak diduga, Liv?
– Rexy
.
.
Liv jatuh dalam pesona Attar dan itu
menggagalkan seluruh rencana yang telah disusunnya. Laki-laki itu memberi rasa
nyaman yang berbeda.
.
.
Bagi Attar sendiri, ia nyaman bersama Liv.
Camkan. Nyaman. Itu satu perasaan yang mengalahkan kadar ketampanan dan
kecantikan seseorang.
.
.
Banyak hal yang Attar sukai dari Liv:
¯ Matanya yang berkilat
ekspresif ketika menceritakan kesehariannya di T-ShineLine
¯ Kalimat-kalimat
sarkasmenya ketika mengomentari tokoh novel yang sedang ditulis oleh Attar
¯ Kepolosan Liv
.
.
Satu yang akhirnya tanpa sadar Attar rasakan,
Attar punya satu dorongan dari dalam dirinya untuk selalu menyentuh Liv.
Mungkin bagi beberapa orang itu terlihat aneh. Tapi bagi Attar, mengacak rambut
gadis itu, menggenggam tangannya, melarikan ujung telunjuk di lipatan
keningnya, menghangatkan tangannya yang kedinginan, merengkuhnya, mendatangkan
kenyaman tersendiri. Attar tidak sadar bahwa semua itu membuatnya lupa perihal siapa
dia.
.
.
Attar Ledwin, yang terkadang begitu egois dan
membuat Liv bingung dengan sikapnya.
.
.
Semuanya tak berjalan lancar. Hubungan
keduanya bukan seperti jalan bebasa hambatan yang penuh tipu muslihat. Bebas
hambatan tetapi akan ada waktu dimana macet mengular panjang.
.
.
Satu pesan Bapak untuk Attar.
.
.
“Jangan terus berlari, Attar. Laki-laki dewasa
akan menyelesaikan masalahnya, bukannya menyendiri dan bersikap seolah nggak
bersalah. Meminta maaf buka suatu yang rendah. Terlebih jika kamu memang
bersalah. Jangan terus mendengarkan egomu.”
.
.
“Yes, I think so. But you need to know, he
didn’t love me anymore. He just thought he loves me. Kamu mungkin pernah dengar
ini : ‘Cinta dan logika nggak selalu berada di garis yang sama.’ Jadi, nggak,
Mbak nggak akan menyalahkan karena kamu jatuh hati sama dia.” – Mbak Moza
.
Best Mistake ditulis dengan sudut pandang
orang pertama. Diceritakan melalui sudut pandang Attar dan Liv secara
bergantian. Sehingga emosi dan sikap keduanya mudah untuk dipahami. Pemikiran-pemikiran
mereka pun lebih mengalir karena kita seolah-olah diajak untuk merunut apa yang
terjadi.
.
.
Attar dan Liv memberi satu contoh nyata. Bahwa
kenyamanan karena terbiasa bersama bisa menimbulkan perasaan yang tidak
menentu.
.
.
Dan bahayanya, aku tahu gimana rasa nyaman itu
menyerang bertubi-tubi. Ketika harus dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya,
itu menyakitkan T_T T_T.
.
.
Sama seperti Liv, ia memiliki rasa yang
terlampau jauh terhadap Attar. Tetapi Liv, dengan sudut pandangnya sendiri, ia
tahu bahwa Attar masih mencintai Moza melalui sorot mata yang dipancarkan
laki-laki itu.
.
Kenyataan itu memberi Liv satu perasaan sesak
yang menyebalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar