-dikamar ozy-
Brak bruk brak bruk glodak brak bruk pyaar (anggap aja suara barang-barang yang berhamburan dan bertabrakan satu sama lain hehe :p)
“aduh” ozy mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya yang menabrak pintu kamar mandi. Niatnya tadi ingin cepat-cepat masuk kamar mandi. Tapi karena matanya masih terpejam. Dan tidak melihat kondisi kamarnya yang sudah mirip kapal pecah. Ozy tersandung kamus bahasa jerman setebal 10 cm milik rio.
Dielus-elusnya kepalanya yang sakit. Membuka pintu kamar mandi sambil ngedumel nggak jelas. Sebenarnya ini salahnya sendiri.
Tadi malam ozy tidur jam 3 pagi. Gara-gara harus menyelesaikan 30 lembar not balok lagu Indonesia Pusaka. Dan sekali lagi ini juga salahnya sendiri.
2 hari yang lalu saat pelajaran seni musik dan Pak Ony (guru seni musik disekolah ozy) sedang mengajar tentang lagu-lagu nasional Indonesia. Ozy malah sempat-sempat bergosip ria dengan deva. Dan tidak mendengar penjelasan dari Pak Ony.
Membahas kakak kelasnya yang terpeleset saat latihan futsal. Dan karena volume suaranya yang tidak bisa dikecilkan sedikit saja. Ozy dan deva mendapat bonus dari Pak ony untuk menyalin not balok lagu Indonesia Pusaka sebanyak 30 lembar.
5 menit kemudian ozy keluar dari kamar mandi. Hanya mandi ala bebek. Dan cepat-cepat memakai seragam. Memasukan buku-buku pelajaran secara asal. Hanya tugas dari Pak Ony yang dimasukan baik-baik kedalam tas. Kalau lecek sedikit saja. Bisa berurusan lagi dengan Pak Ony. Ogah, batin ozy
Menyisir rambut asal-asalan, tapi jadinya malah tambah berantakan. Biar saja, yang penting tidak terlambat. Menyemprotkan parfum. Mengambil sepatu dan memakai kaos kaki seraya turun kebawah.
Sepertinya pagi ini menjadi pagi terburuk dalam hidup ozy. Penampilan yang amburadul dari seorang ozy yang biasanya selalu rapi, wangi dan mempesona.
“ozy cepat turun sayang. Sudah jam 6 lewat 40” panggil tante Asti.
“iya tan” ozy berlari menuruni tangga dengan sepatu yang masih dijinjing ditangannya.
****
-dikamar rio-
Sama halnya dengan ozy. Rio juga bangun terlambat. Jam 6 lewat 15 ia baru bangun. Tapi untungnya buku pelajarannya sudah disusun saat mau tidur.
Gara-gara mendengarkan curhatan shilla tadi malam. Rio baru tidur jam 12. saat sudah mau tidur. Handphonenya berdering. Alvin yang meneleponnya. Memberitahukan tentang ulangan sejarah untuk hari ini.
Bagus, kenapa baru diberitahu sekarang. Sejarah. Mata pelajaran yang bisa membuat seorang Mario harus bekerja ekstra. Kenapa? Karena ia paling tidak suka dengan pelajaran yang satu ini. Terlalu banyak menghapal. Dan hal itu juga. Ia paling susah untuk menghapal.
Lebih baik ia di sodorin 50 soal tentang aritmatika atau trigonometri. Yang susahnya ampun-ampunan itu. Yang setiap rumusnya sudah dihapalnya luar kepala. Dalam waktu 20 menit rio bisa menyelesaikannya. Tapi ini. Sejarah. Sekali lagi sejarah.
Err apa setiap sekolah harus mempelajari sejarah?
Matanya yang sudah ingin terpejam itu. Akhirnya terpaksa harus bekerja lagi. Membaca 1 bab dibuku cetak sejarahnya. Menghapalkan hal-hal penting dari bab itu. Dan alhasil jam setengah 4 ia baru tidur.
Rio memakai seragamnya secara cepat. Menyisir rambutnya tanpa sedikitpun gel yang menempel disana. Tidak usah pake gel-gel segala. Yang penting sampai sekolah tepat waktu dan tidak harus berdiri dibawah tiang bendera.
Jam sudah menunjukkan pukul 06:31. rio jadi bingung sendiri. Ia memutari kamarnay. Mencari dasi. Dibaah meja belajar tidak ada. Di lemari tidak ada. Di bawah kasur tidak ada. Dimana-mana tidak ada.
“ergh nyusahin aja. Kemana sih lo dasi. Kalau nggak dicari aja nongol sendiri” omelnya disela-sela mencari dasi.
“rio cepat turun. Ozy sama iel sudah nunggu ini. Ntar kalian telat” teriak Tante Asti dari bawah.
“iya tante” akhirnya rio menyerah. Ia pergi kesekolah tanpa dasi. Biarlah. Nanti juga bisa beli di koperasi. Pikirnya.
Rio turun kebawah. Memperhatikan semua orang yang sudah ada disana. Dan matanya menangkap hal yang ganjil. Ozy. Iya ozy.
Rio memperhatikan penampilan ozy. Hancur, batinya. Adiknya yang biasanya tidak pernah mau mengalah dalam rapi kerapian. Hari ini berantakan sekali.
Ozy yang merasa diperhatikan rio, menatap tajam kearah rio. Pasti kakaknya akan segera mengejeknya habis-habisan.
Tante asti yang melihat rio tersenyum jahil kearah ozy. Berusaha menghentikan rio yang siap berceletuk. “udah yo. Ngak usah ngeledek ozy. Cepat kalian berangkat sana. Nanti keburu macet. Telat ntar. Nih untuk rio” kata tante asti seraya menyodorkan satu kotak bekal berisi sandwich.
Rio menerimanya dan mencium pipi tante asti. “makasih tante cantik” ucapnya dengan senyum manis.
Ozy dan iel juga berdiri dari duduknya. Mencium pipi dan tangan tante asti.
Hari ini rio malas membawa motor. Nebeng iel aja, batinnya. Tadi malam shilla juga sudah bilang kalau dia berangkat bareng mamanya. Iya, setiap rio dan shilla memang pergi kesekolah sama-sama.
Iel mengendarainya mobilnya diatas rata-rata. Karena jam sudah menunjukkan pukul 06.55. 10 menit perjalanan, mengantarkan ozy terlebih dahulu. Baru melanjutkan lagi kesekolahnya yang berjarak 10 menit dari sekolah ozy.
****
Pintu gerbang sudah hamper ditutup. Dan disaat yang bersamaan rio dan iel sampai disekolah.
“jangan ditutup dulu pak” kata rio dari jendela mobil.
“sudah bel dan kalian terlambat” kata pak satpam tegas.
“ayolah pak. Baru juga 1 menit kami terlambat. Buka dong pak” protes iel dari jendela kemudi.
“tidak bisa. Sekali terlambat ya terlambat” kata pak satpam lagi
“ayolah pak sekali aja. Ini saya punya sandwich. Untuk bapak deh. Tapi bukain pintunya ya” pinta rio sambil menunjukkan sekotak sandwich.
Pak satpam itu berpikir sebentar lalu mengangguk. Rio dan iel tersenyum. Rio menyerahkan kotak bekalnya ke pak satpam itu. Lalu mereka berdua masuk.
“bego. Disogok sandwich gitu aja langsung berubah pikiran” kata rio cekikikan.
“haha iya. lain kali lo bawa spaghetti deh yo. jadi kita nggak usah melas kayak tadi” kata iel.
“lo kali yang melas. Gue mah nggak”
“heh elo juga minta-minta kan tadi”
“gue nggak minta. Cuma nwarin doang”
“sama aja itu mah”
“beda”
“bodo. Terserah lo ah. Mau turun nggak” kata iel seraya turun dari mobil.
“ya iyalah. Emang gue mau ngejogrok disini” rio juga turun
“sapa tau lo mau ngejagain mobil gue” kata iel dan melenggang pergi. Meninggalkan rio disana.
Rio berlari ke kelasnya. Dua menit sebelum bu marta guru sejarahnya masuk.
Rio sampai dikelas dan memperhatikan keadaan kelasnya yang sepertinya biasa-biasa aja. Malah sepeti tidak akan ada ulangan.
Biasanya kalau ada ulangan sejarah. Anak-anak yang lain sudah duduk tenang dibangku masing-masing. Memegang buku sejrah. Dan mulutnya komat-kamit menhapal.
Tapi ini? Patton yang biasa datang 1 menit sebelum guru masuk. Malah asik main nintendon di meja guru. Rio melangkahkan kakinya masuk. Menaruh tasnya dibangku.
Urutan kedua dari depan. Baris ketiga dari pintu masuk. Dilihatnya bangku sebelahnya. Ada tas tapi orangnya tidak ada. Di edarkan pandanganya keseluruh penjuru kelas. Mencari orang yang duduk di sebelahnya.
“shill. Alvin kemana?” Tanya rio
Shilla menoleh dan mengehntikan obrolan dengan Zahra. Shilla melongo melihat penampilan rio. Ada apa dengan rio? Habis kena putting beliung kah? Atau ternado?
“shill” rio mengibas-ibaskan tangannya didepan wajah shilla
“astaga rio elo darimana? Kena tornado?” pekiknya kaget. Rio memperhatikan penampilannya. Benar saja. Bajunya keluar satu. Tali sepatu yang belum terikat sempurna. Tanpa dasi. Rambut berantakan. Dan kantung mata yang sedikit membesar.
“gue kesiangan shill” katanya nyengir. Shilla Cuma geleng-geleng kepala.
“Alvin dikantin. Sarapan” jawab shilla
“hah sarapan? Ini kan sudah bel. Mau ulangan lagi” kata rio
“iya sarapan rio. Loh elo nggak tau?” tanyan shilla
“tau apa?” rio bingung
“bu marta sakit jadi nggak turun” jawab shilla enteng.
“APA???” rio histeris sendiri.
Alvin sialan, batin Rio geram
“emangnya kenapa lo cari Alvin? Terus kenapa lo bisa kesiangan. Nggak biasanya?” Tanya shilla heran. Yang dia tahu seorang Mario itu nggak pernah sama sekali yang namanya kesiangan. Selalu tepat waktu dan disiplin.
“tadi malam gue tidur jam 4” jawabnya seraya duduk di kursinya. Alvin urusan nanti. Ada waktunya. Pikir rio.
Ia juga lagi kelaparan. Kemaren nggak sempat makan malam, karena membantu ozy mengerjakan tugas dari Pak Ony. Dan tadi bekal sarapannya sudah dibuat untuk menyogok pak satpam. Nasib.
“rapiin dulu gih seragam lo yo. Rambutnya sekalian. Risih gue liatnya” kata shilla sedikit ilfil dengan penampilan rio hari ini. Tanya-tanyanya nanti aja. Setelah penampilan rio lebih rapi lagi.
Rio mengangguk. Berdiri dan menggendong tasnya.
“gue ke toilet dulu” pamitnya.
****
Rio duduk dibangkunya dengan kedua tangan yang ditekuk diatas meja. Dibenamkan kepalanya. Tidur dulu lah, nggak ada guru juga. Pikirnya. Kepalanya memang sedikit pening karena kurang tidur.
Alvin juga belum kembali kekelas. Sepertinya anak itu betah sekali di kantin. Atau mungkin dia sedang memborong isi kantin dan menghabiskannya sendiri. Rio nggak mau mikirin, yang penting sekarang tidur.
“nih yo” shilla menyodorkan sekotak bekal ke depan wajah rio.
Rio mengangkat wajahnya. Melihat shilla yang menyodorkan sekotak bekal. Rio menaikkan satu alisnya. Menatap shilla bingung.
“untuk elo. Thanks untuk yang tadi malam” kata shilla seolah mengerti arti tatapan rio.
Rio menganggukkan kepalanya. Diambilnya kotak bekal pemberian shilla. Dibukanya. Dan ternyata isinya nasi goreng. Dengan telur mata sapi. Ketimun dan tomat. Dan sedikit emping.
Baunya sedap. Rio menyendoknya dan memakannya dalam diam. Menikmati bekal dari shilla.
“bikin sendiri?” Tanya rio setelah satu suap nasi ditelannya.
Shilla menggeleng. “dibantu mama. Ntar kalau gue yang buat. Bukannya dimakan, malah lo buang”
Rio terkekeh kecil. Ia tau kalau shilla kurang bisa dalam hal masak memasak. Dulu shilla pernah membuatkannya pudding coklat. Baru satu sendok masuk ke dalam mulut rio. Rio sudah memuntahkannya. Karena rasanya terlalu pahit. Dan sejak itu shilla enggan membuatkan rio makanan. Apa sajalah. Baik itu pudding atau nasi goreng seperti pagi ini.
Tapi karena tadi malam rio sudah mau mendengar curhatannya. Tadi pagi-pagi sekali shilla meminta bantuan mamanya untuk memasak nasi goreng ini.
“sama-sama. Tapi tadi malam lo nggak mewek kan?” Tanya rio sambil memasukkan lagi satu sendok nasi.
“sedikit” kata shilla cengengesan.
Rio berdecak kesal. Harus berapa kali sih memberitahu shilla. Jangan menangis malam-malam.
“masalah apa lagi sih? Lo seneng banget mewek malam-malam. Ngalah-ngalahin tante kunti” kata rio dengan nada sedikit sinis.
“gue nggak ada salah. Tapi dia”
“errr. Minum” pinta rio
Shilla menyodorkan sebotol air putih ke rio. Rio meneguknya. Menutup bekal shilla yang belum habis. Nanti saja dihabiskan. Perutnya juga merasa cukup terganjal.
“harus berapa kali sih gue bilang. Jangan pernah nangisin dia” kata rio tegas. Berpuluh-puluh kali sudah rio menasehati shilla. Jangan pernah membuang air matanya itu sia-sia.
“gue cewek yo. Pantes kalau gue nangis” kata shilla kesal. Setiap ada masalah dan shilla menangis. Rio pasti seperti ini. Memuakkan.
Padahal niat rio hanya perhatian. Ia tidak ingin kalau shilla menjadi gadis cengeng. Yang setiap ada malah selalu menangis, menagis dan menangis.
“tapi kan gue sudah pernah bilang. Jangan buang air mata lo itu sia-sia”
“gue tau”
“oke kalau lo sudah tau. Jangan lo ulangin lagi. Sampai dia buat lo nangis lagi gue tonjok”
Shilla hanya mampu mengangguk. Kalau rio sudah berkata seperti itu, pasti akan di tonjoknya beneran.
(Oh ya saudara-saudara sekalian. Rio dan shilla hanya sahabat. Dan rio paling nggak suka kalau shilla disakiti sama orang lain. Dan mereka tidak pacaran. Tapi kalau nanti pacaran ya sudahlah. Wkwkwkwk #penulis gelo. Kita liat aja kisah mereka nanti)
“Alvin tau?”
Shilla menggeleng. “jangan sampe Alvin tau. Ntar dia ngamuk”
Rio tidak bertanya-tanya lagi. Ia memilih untuk membenamkan kepalanya lagi. Dan shilla kembali ngobrol dengan Zahra. Yang sudah dicuekkinnya karena berbicara dengan rio tadi.
****
Ozy berlari dari pintu gerbang kekelasnya. Untung tadi Gabriel membawa mobilnya ngebut. Jadi ozy tidak harus berurusan dengan satpam sekolahnya. Yang terkenal galak dan disiplin.
Penampilannya benar-benar hancur. Ozy lari tanpa memperhatikan sekililingnya. Yang sedang menatapnya heran. Heran melihat ozy hari ini. Nggak biasanya, pikir mereka semua.
Di SMP BINA NUSANTARA ini. Ozy memang terkenal hampir oleh semua siswa. Semua guru juga hampir mengenalnya.
Kepribadian yang sopan dan ramah. Banyak disukainya banyak orang. Senyumannya yang mempesona. Perpaduan dari rio dan Gabriel. Ketampanannya yang tidak kalah dengan kakak-kakaknya. Yang juga alumni SMP ini. Dan prestasinya baik akedemik dan non akademi yang sangan baik.
Ozy mengetuk pintu kelasnya yang sudah tertutup. Pelajaran pertama dikelasnya adalah matematika.
Setelah suara dari guru didalam yang mengizinkan untuk masuk. Ozy membuka pintu. Masuk kedalam dan menghampiri meja guru.
Semua murid dalam kelas menghentikan aktifitasnya sebentar. Memperhatikan orang yang baru saja masuk kedalam kelas. Dan menatapnya dengan wajah heran dan bingung.
“maaf pak saya telat” kata ozy
“kenapa kamu telat ozy?” Tanya Pak Hany sedikit galak. Karena pelajarannya jadi agak terganggu. Baru juga bel, sudah belajar.
“saya kesiangan pak” jawab ozy
“baiklah. Untuk kali ini saya maafkan. Karena baru pertama kali ini kamu terlambat. Sana duduk dibangku mu”
“terima kasih pak” ozy menganggukkan kepalanya. Berjalan ke bangkunya. Mengambil buku matematika dan memperhatikan penjelasan Pak Hany.
Ray mencolek lengan ozy dengan pensil. “kenapa lo?” tanyanya penasaran
“kesiangan” jawab ozy tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis.
“kok bisa?”
“gue tidur jam 3”
“tumben. Ngapain lo tidur jam segitu”
“ngerjain tugas pak ony”
Ray tertawa kecil. “rajin bener”
“gue emang rajin” kata ozy
“behh” decak ray nyaring. Membuat pak hany menhentikan penjelasannya. Dan menatap ray tajam.
“raynald perhatikan penjelasan saya” kata pak hany tegas.
Ray kicep, ia hanya menganggukkan kepalanya.
Ozy tertawa kecil melihat ray yang jiper sendiri. “rasain lo. Banyak omong sih”
****
Pesawat penerbangan dari Singapura dengan tujuan Indonesia baru saja mendarat. Keadaan bandara internasional soekarno hatta terlihat ramai seperti biasanya. Dari pintu keluar pesawat. Seorang gadis dengan rambut sebahu. Short dress warna hijau. Satu koper dan tas kecil ditangannya berjalan diantara ratusan manusia disana.
Setelah menjalani perjalan dari perancis dan transit di singapura lalu sampai Indonesia. Yang memakan perjalanan selama 14 jam. Melelahkan itu yang ia rasakan.
Setelah mengurus semuanya. Ia mencegat taksi dan masuk kedalamnya. Mengarahkan supir taksi kealamat yang disebutkannya. Ia ingin cepat sampai disana. Ia sudah sangat rindu dengan semuanya.
Karena sesuatu yang berhubungan dengan masalah cinta. Itu adalah masalah hati. Ketika ada pertanyaan tentangnya, cara terbaik adalah menanyakannya ke hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Membingungkan
Kacau. Membingungkan. Semuanya membingungkan. Iya. Aku menghadapinya jadi bingung sendiri. Nggak serta merta merasa senang diber...
-
Rainbow After The Rain: Love In Moscow by Angelique Puspadewi . . . Rainbow After The Rain : Love in Moscow bercerita ten...
-
. . . #dailyreview #mypromise #ninnarosmina . My Promise - Ninna Rosmina - Young Adult Fiction - Grasindo, 2018 . . B.L.U...
-
Heart Decor Mala Shantii Grasindo April, 2018 . . BLURB . . Karena tidak kuliah kedokteran, maka tidak punya kekasih d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar