Pertama-tama sebelum
membahas 11 Buku GagasMedia yang Wajib Dibaca, saya mau mengucapkan.
Selamat bertambah umur
GagasMedia. Semoga diumur yang kesebelas tahun ini semakin menerbitkan
buku-buku berkualitas yang dapat menambah ilmu dan menjadikan cerminan
perjalanan hidup.
Untuk seluruh tim yang
bekerja di GagasMedia, semoga diumur yang kesebelas ini, kakak-kakak semua
tidak pernah merasakan ‘lelah’ ketika berjuang untuk menerbitkan sebuah buku
yang penuh inspirasi.
Dapat semoga, profit
GagasMedia melonjak tinggi. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.
Mengenal GagasMedia itu
pertama kali ditahun 2010, saat itu baru pertama kali membuat twitter. Lalu sedang
booming-booming-nya novel pertama Kak Morra Quatro yaitu Forgiven. Dari semua
akun twitter saat itu yang ada, akun @GagasMedia adalah salah satu akun twitter
dari penerbit buku yang harus saya follow, karena apabila tidak difollow, maka
saya akan selalu tertinggal berita mengenai buku-buku terbaru GagasMedia.
Dan novel pertama
GagasMedia yang saya miliki itu adalah Let Go, novel yang ditulis oleh Kak
Windhy Puspitadewi. Cetakan pertama dengan kertas yang masih berwarna putih
lembut. Novel yang menguras air mata pada saat itu.
Inilah "11 Buku
GagasMedia yang Wajib Dibaca" dari seluruh buku GagasMedia yang saya
miliki.
1. Let Go
Novel
karya Windhy Puspitadewi ini merupakan salah satu novel favorit saya. Cerita
dengan bahasa ringan yang mudah dipahami dan dinikmati. Menggugah hati ketika
membaca perjalanan persahabatan yang terjalin di antara Caraka dan Nathan. Saya
menangis ketika membaca novel ini. Satu kisah yang diceritakan untuk dijadikan
renungan. Seperti pesan yang tersirat di dalamnya, “kita tidak akan pernah
merasakan kehilangan ketika kita tidak mengalaminya sendiri.”
2.
Forgiven
Novel
perdana dan pertama karya Morra Quatro. Novel yang dibicarakan oleh banyak
orang saat itu. Seluruh penikmat novel-novel GagasMedia menceritakannya saat
itu di social media, salah satu cara promosi yang akhirnya berhasil membuat
novel ini begitu dicintainya banyak orang.
Butuh
tiga kali pengulangan untuk benar-benar paham dan mengerti isi novel ini. Rangkaian
kata demi kata yang susah dipahami bagi saya saat itu, membuatnya menjadi novel
yang selalu meninggalkan kesan tersendiri.
Melihat
cover-nya saja sudah mencuri perhatian. Ribuan bintang-bintang perak yang
tersusun rapat membentuk sepasang sayap. Champagne
Supernova in the sky.
Karakter
seorang Will yang tak pernah terlupakan. Maniak Fisika, pengagum Albert
Einstein, Setia Kawan, Si isen dan suka usil.
Dialah
yang pertama.
Dialah
satu-satunya.
Dia.
Yang tak terlupakan.
Itulah
yang diciptakan oleh kak Morra untuk karakter Will. Sesosok laki-laki pemuja
Champagne Supernova yang tidak akan pernah terlupa.
3. Till We Meet Again
Juara
ketiga 100% roman asli Indonesia.
Saat
selesai membacanya, yang saya proteskan pertama kali adalah “Seharusnya novel
ini menjadi juara pertama, novel ini lebih memiliki banyak hal yang pantas
membuatnya menjadi juara pertama ketimbang juara ketiga. Dan kalau boleh jujur,
novel yang menjadi juara pertama, tidak meninggalkan kesan yang lebih baik.”
Till
We Meet Again adalah karya Yoana Dianika yang mengantarkan saya menjadi
pengoleksi novel-novel yang ditulis oleh kak Yoana.
Novel
yang menceritakan perjalanan cinta antara Elena Sebastian Atmadja dan Christopher Von Schwind ini membuat saya
benar-benar jatuh cinta terhadap novelnya.
Penggambaran
yang begitu detail dan mengagumkan mengenai Austria seolah membuat saya terbang
ke sana. Music klasik dan konflik yang tercipta tidak bisa terlupakan sejak
pertama kali membacanya hingga sekarang.
Dan
kalau boleh jujur, ini salah satu novel yang mempengaruhi gaya penulisan saya.
Kak Yoana, aku cinta padamu hihi ._.
4. Éclair
Saya
tidak tahu ini novel Prisca Primasari yang keberapa, tetapi novel ini membuat
saya ingin sekali mencicipi éclair. Covernya langsung membuat saya jatuh cinta,
serius, ini tidak bohong. Jangan anggap saya berlebihan. Memang kenyataannya seperti
itu. Cover-cover dari novel-novel GagasMedia itu memang bisa membuat siapa saja
jatuh cinta kepadanya.
Kalau
bagi saya sih, cover-cover ciptaan kak Jeffri Fernando lah yang terbaik. Two thumbs.
Novel
ini sama seperti Forgiven. Isinya berat untuk dipahami. Tidak mudah untuk saya
mengerti ceritanya secara keseluruhan. Butuh tiga hingga empat kali membaca
baru benar-benar paham.
Dan
Rusia lah yang menjadi setting novel ini. Entah bagaimana dan seperti apa, tapi
saya bisa mencium aroma kota-kota di Rusia melalui novel ini. Aroma kayu begitu
kental terasa ketika membaca novel-novel terbitan Gagas untuk tahun 2010-2011.
Kalau
tidak membaca Éclair, mungkin saya tidak akan pernah membaca karya kak Prisca
yang lain. Éclair adalah salah satu novel pembuka yang membuat saya
mengidolakan karya-karya kak Prisca Primasari.
Dan
yang terpenting, saya tidak boleh ketinggalan novel-novel kak Prisca. Apalagi kalau
itu diterbitkan oleh GagasMedia. Saya selalu menunggu bagaimana cover yang
menjadi pelengkap karya kak Prisca.
5. AI
Novel
karya Winna Efendi ini menceritakan Jepang dengan sisi yang lain. Tidak seperti
novel bertema Jepang kebanyakan, dalam Ai, nuansa Jepang yang diciptakan terasa
begitu berbeda. Ada aroma laut yang terasa ketika membacanya.
Bunga
sakura yang menjadi latar covernya tidak seperti dibuat menggunakan aplikasi. Tetapi
seperti benar-benar dilukis dengan kuas. Lembut dan cantik.
6. Kastil Es & Air Mancur yang
berdansa
Ini
novel ketiga Prisca Primasari yang saya punya. Sempat tertegun ketika membaca
judul novelnya, panjang sekali dan unik. Tidak pernah novel romance yang punya
judul seperti ini.
Novel
ini juga membuat saya jatuh cinta. Dengan Paris sebagai setting tempatnya. Menceritakan
sisi lain kota Paris yang cukup kelam. Tetapi nuansa romantisnya tidak pernah
bisa dihilangkan.
Suasana
natal bisa dirasakan disetiap awal bab. Suka dengan satu gambar di pojok kanan
di awal bab-nya. Sebutir salju.
7. PARIS
Novel
perdana pembuka seri Setiap Tempat Punya Cerita milik GagasMedia. Projek besar
Gagas yang begitu saya suka, karena akan menyuguhkan banyak tempat yang akan
memiliki cerita tersendiri.
Untuk
kali ini, saya agak sedikit tidak suka dengan covernya. Sederhana sekali. Maaf.
Suka
dengan pertemuan-pertemuan misterius antara Aline dan Sena. Novel ini juga
menceritakan sisi lain kota Paris. Bukan dengan glamornya Paris, tetapi lebih
kesisi gelap yang dimiliki Paris.
Suka
sekali dengan postcard-nya :D
8. Memori
Novel
karya Windry Ramadhina yang bisa membuat beberapa orang ingin menjadi seorang
arsitek. Ini novel yang berisi pelajaran hidup, saya tidak bisa menghilangkan
kesan apik dari novel ini.
Bagi
saya, novel ini ditulis, diciptakan, bagi orang-orang yang merindukan
rumah-tempat berbagi cinta, kenangan, dan tawa yang tidak pernah pudar.
Karena
dari rumah lah, awal semua perjalanan hidup bermula.
Membaca
novel ini membuat saya meneguk air liur karena ingin merasakan Ricola juga.
9. Montase
Karya
Windry Ramadhina yang menceritakan sisi lain dari Jepang. Novel ini untuk
mereka yang tidak pernah berhenti bermimpi.
Akhir
cerita yang berhasil membuat saya menangis. Seperti yang ditulis oleh Kak
Windry, pembaca Montase, pasti akan menjaga Haru dan mencintai si gadis kepala
angin itu.
Lagi-lagi,
novel ini wajib untuk dibaca karena memberikan sebuah pelajaran hidup yang
lain. Yang akan membuat kita merenung ketika selesai membacanya.
Sebuah
pelajaran hidup yang diberikan oleh Haru dan Rayyi.
10. LONDON
Seri
Setiap Tempat Punya Cerita yang saya suka sekali. Ini juga karya Windry
Ramadhina. Menceritakan sisi lain London. Menceritakan tentang seorang malaikat
yang akan turun di antara rintik gerimis yang mengguyur kota London, seperti
kepercayaan orang-orang tua di London.
Suka
sekali dengan detail cerita yang disuguhkan. Ini seperti benar-benar nyata. Ketika
membacanya kita akan terlarut akan suasana kota London yang disuguhkan. Setting
tempat yang diberikan tidak seperti hanya ‘ditempel’ begitu saja. Tapi
benar-benar seperti apa kota London itu sesungguhnya.
11. ATHENA
Satu
novel romance yang bersettingkan ibukota Yunani. Karya Erlin Natawiria. Seri Setiap
Tempat Punya Cerita kedua milik GagasMedia. Untuk cover-cover seri kedua STPC
ini saya lebih suka ketimbang cover seri pertamanya.
Ketika
kita membaca sebuah buku dengan setting tempat Yunani pasti kita akan
diingatkan oleh seri Percy Jackson karya
Rick Riordan. Tetapi Athena menyuguhkan hal lain. Bila ingin mengetahui sisi
lain dari kota Athena, wajib membaca novel pertama Erlin Natawiria ini.
Itulah sebelas buku GagasMedia yang wajib dibaca
versi saya. Sebelas buku itulah yang menjadi teman saya selama mengenal Gagas
dalam rentang waktu lima tahun terakhir ini. Sebelas buku yang tidak hanya
menyuguhkan kisah romantis antara dua tokok utama saja. Tetapi juga memberikan
saya ilmu pengetahuan, pelajaran hidup, kosa kata baru yang bisa menambah ilmu
menulis saya. Dan tentunya, membuat saya seolah-olah juga berada di setiap tempat
yang menjadi latar tempat yang disuguhkan oleh setiap penulis tersebut.
Inilah kelebihan dari GagasMedia.
GagasMedia bisa menemukan penulis dengan karya-karya
yang tidak membosankan. Bukan hanya menceritakan kehidupan anak SMA saja.
Akhir kata, semoga semakin kedepannya, GagasMedia
bisa menjadi penerbit buku terbaik di Indonesia yang akan selalu menerbitkan
buku-buku berkualitas yang tidak akan mengecewakan para pembacanya.
Semoga GagasMedia semakin jaya.
Selamat 11 Tahun GagasMedia.
#11TanpaBatas
Suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar