Kamis, 09 November 2017

Review Novel The Perfect Charm - Dy Lunaly


Judul : The Perfect Charm
Penulis: Dy Lunaly
Editor : Sevy Kusdianita
Penerbit : Histeria
Tahun terbit : 2017
Halaman : 436
.
.
.
The Perfect Charm
sebuah novel dy lunaly
.
.
" Untukmu,
yang terus berusaha menyempurnakan diri yang terus berusaha melengkapi walau sendiri."
.
.
The Perfect Charm adalah novel kedelapan dari Dy Lunaly yang menceritakan tentang kisah Dhe, seorang desainer perhiasan.

Adhela Dyahayu Prameswari, adalah seorang wanita berusia 25, muda, cantik sukses dan mandiri. Banyak orang yang mengenalnya mengatakan  bahwa Tuhan sedang santai dan senang ketika menciptakannya.

Dhe memiliki mata bula dengan jarak yang tepat, bola mata berwarna hijau gelap yang sekilas terlihat seperti hitam, gidung mancung dan tulang pipi tinggi menyempurnakan wajahnya yang dibingkai dengan rambut hitam pekat yang sedikit ikal.

Dhe punya kenangan buruk sendiri di setiap tanggal ulang tahunnya. Itulah hari yang sebisa mungkin Dhe hindari. Tapi, memiliki seorang kakak yang segala keinginannya harus terpenuhi, membuat Dhe tak bisa menghindar.

Termasuk di ulang tahunnya yang ke 25.
.
.
Pagi itu, Alena, kakak perempuannya menelpon dan menanyakan kesediaan Dhe untuk pulang ke Bandung. Menghadiri pesta ulang tahunnya yang sudah disiapkan oleh Mama dan Alena. Dhe yang ingin menghabiskan hari itu hanya diseputaran Hong Kong akhirnya menyerah dan rela pulang ke Bandung.

Selain tak ingin mengecewakan Mama untuk yang kesekian kalinya, Dhe juga rindu dengan Papa. Seseorang yang paling disayanginya selain, Ahsan, si sepupu kesayangan yang playboy dan punya banyak "monyet"
.
.
Sama seperti ulang tahun sebelum-sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan memuakkan dari serbuan para tante kembali menghadang Dhe. Untungnya Dhe mendapatkan telpon masuk dari seseorang, yang kemudian hari menjadi klien penting yang memberikan Dhe suatu pengalaman baru.
.
.
Telpon dari Julia itu membuat Dhe mengenal Satria. Julia menghubungi Dhe untuk membantunya mendesain perhiasan pernikahannya. Julia datang bersama Satria. Seorang lelaki yang fokus pada kameranya ketika Dhe dan Julia asyik berdiskusi. Tanpa sadar, Dhe terpaku memperhatikan Satria.
.
.
Awal pertemuan itu akhirnya berlanjut. Satria ternyata menjadi salah satu fotografer yang berhak memotret koleksi perhiasaan Dhe di salah satu majalah yang sudah mewawancarinya.
.
Bertemu dengan Satria membuat Dhe merasakan sesuatu yang selama ini dipendamnya. Satria kembali menghadirkan perasaan mendamba yang membuat Dhe takut. Takut akan sesuatu yang tidak pasti. Sesuatu yang selalu dihindari oleh Dhe. 
.
.
Ahsan, sepupu yang selalu ada disetiap Dhe membutuhkannya mencium sesuatu yang tidak beres terhadap sepupu kesayangannya itu.
Petuahnya pun akhirnya meluncur :

"Terkadang cinta memang buta, Dhe. Bahkan nggak punya logika. Tapi kita, manusia, diberkahi Tuhan mata dan pikiran. Sekalipun cinta itu buta dan nggak logis, kita punya mata untuk membuatnya jadi nggak buta dan, kita punya pikiran untuk memberikannya logika." - pg 117

.
.
Membaca The Perfect Charm itu seperti bercermin. Ketakutan-ketakutan Dhe itu sama seperti ketakutan-ketakutan yang aku alami saat ini .-.
.
.
Satu dari sekian banyak kalimat Ahsan yang membuat Dhe terdiam.
.
"Dhe, lo tahu apa yang paling mengerikan yang mungkin terjadi dalam hidup kita?"
.
"Tahu kalau kita nggak bisa balik untuk ngedapatin kebahagian yang seharusnya bisa kita miliki."
.
"Lo selalu bilang kalau lo nggak sempurna. Tapi Dhe, sejak kapan orang harus sempurna untuk boleh bahagia?"
.
.
Membaca The Perfect Charm ini, walau di awal terasa lambat, tetapi akhirnya selalu bikin penasaran. Selesai membalik satu halaman, akan penasaran dengan halaman-halaman selanjutnya.
Penasaran dengan rahasia apa yang selama ini disembunyikan Dhe sehingga membuat dia takut untuk memiliki suatu perasaan terhadap lawan jenis. Penasaran dengan apa hal sebenarnya yang terjadi dibalik hubungan Dhe-Alena-Mama.
.
.
Bisa lebih memahami bagaimana pemikiran-pemikiran seorang Dhe. Karena The Perfect Charm ditulis dengan sudut pandang orang pertama.
.
.
Dari banyak hal yang disukai dari novel ini, ada satu hal yang sedikit membuat kurang nyaman saat membacanya. Yaitu jarak spasi antar paragraf yang cukup lebar hehe.
.
.
Tapi tenang, bagi yang suka dengan quote-quote berkalimat cantik yang menohok hati hahaha. Akan ditemukan disetiap fragment. Salah satu favorit quote pilihan ku jatuh pada quote di Fragment 26.
.
.
"I wish I could have five lives. Then I could have been born in five different cities and had five different life stories and fallen in love with the same person for five times."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membingungkan

Kacau. Membingungkan. Semuanya membingungkan. Iya. Aku menghadapinya jadi bingung sendiri. Nggak serta merta merasa senang diber...