Rabu, 22 November 2017

Review Best Mistake - Jenny Annissa





 Judul : Best Mistake
Penulis : Jenny Annissa
Penerbit : Elexmedia

Blurb :

“ Liv begitu menyayangi kakaknya, Mas Arco, dan kakak iparnya, Mbak Moza. Ketika seorang pria tampan datang ke rumahnya dalam rangka syukuran atas kehamilan Moza, Liv mencurigai pria tersebut karena hanya berdiri di luar. Saat Liv mendapati pria itu memandangi Moza dengan tatapan hampa, seketika itu juga Liv tahu ada yang tidak beres.
.
.
Liv mempunyai rencana untuk menjauhkan pria tampan itu dari keluarga kecil yang disayanginya, tapi di pertengahan jalan Liv dihadapkan kenyataan pahit  : bahwa dia jatuh cinta kepada pria tampan yang masih mencintai kakak iparnya.
.
.
Akan kah Liv mengikuti kata hatinya, dan berharap Attar, pria tampan itu, dapat mencintainya?”
.
.
Attar mencintai Moza. Tetapi Moza sudah menikah dengan Arco, Sahabat Attar, dan saat ini tengah mengandung anak pertama mereka.
.
Attar tersakiti. Iya benar. Tapi penyesalan selalu akan hadir diakhir, bukan?
.
.
Semua dimulai dari Attar yang datang ke rumah Arco dan Moza untuk menghadiri acara syukuran atas kehamilan pertama Moza. Setelah sekian lama menjauh dari Moza dan Arco karena berusaha untuk menyembuhkan luka hatinya, akhirnya Attar kembali menampakkan dirinya.
.
.
Mencintai Moza. Lalu melepaskan dan merelakannya bersama Arco adalah penyesalan terbesar dalam hidup Attar. Dan sekarang, ia harus melihat bagaimana keduanya begitu bahagia menyambut kelahiran si Arco atau Moza junior.
.
Melihat bagaimana Arco begitu mencintai Moza dan memperlakukan istrinya dengan manis, bagi Attar dan ego-nya yang terlampau tinggi, hal itu menyakitinya semakin dalam, ia hanya bisa mengepalkan tangan dengan erat dan membatin penuh kebimbangan. Harus sampai kapan ia bersandiwara di depan mereka semua dan memperlihatkan kebahagian karena pernikahan dan kehamilan Moza?
.
.
Berbeda dengan Attar yang menatap Moza dan Arco dengan sorot mata hampa, Liv memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan curiga.
.
Siapa yang tidak akan curiga dengan seseorang yang menatap rumah Abangnya dengan sorot mata tajam sarat kehampaan lalu mencintai kakak iparnya. Itu alarm tanda bahaya.
.
Dan ketika pertemua kedua dengan Attar kembali terjadi, Liv menyakinkan dirinya untuk menyusun rencana menjauhkan Attar dari kehidupan rumah tangga Abang dan Kakak Ipar kesayangannya.
.
.
Salah satu cara yang dilakukan Liv adalah menelpon Arco di suatu siang ketika Attar berkunjung ke rumah abangnya itu. Liv ingin melihat bagaimana reaksi tubuh Attar ketika mendengar pembicaraan manis antara Moza dan Arco.
.
Dan lagi-lagi, wajah Attar mengeras, ia membuang muka, lalu mengembuskan napas kesal. Menurut Liv, di satu sisi, cowok itu memang menyedihkan. Tapi di sisi yang berbeda, Liv rasa Attar pantas menerima hal itu.
.
.
“Mas Attar jatuh cintalah pada orang yang tepat, kalau kamu nggak ingin terluka” – Liv
.
.



Setelah kunjungan itu, Attar kembali diundang oleh Arco dan Moza untuk makan malam bersama. Dan Liv mendadak menawarkan diri untuk mengantarkan Attar pulang, dengan syarat bahwa Attar yang menyetir.
.
Pertolongan Liv malam itu membuat Attar mengunjungi T-ShineLine, bukti milik Mbak Tara, kakak perempuan Liv dan tempat gadis itu bekerja.
Attar berniat mengajak Liv sarapan bersama sebagai ucapan terima kasih karena telah diantar pulang.
.
Attar mengajak Liv ke satu kedai kopi. Dan tanpa sengaja Liv melepaskan pegangan cangkir berisi hot chocolate miliknya. Kemudia kejadian tak terduga dilakukan oleh Attar.
.
Tanpa aba-aba, Attar berjongkok di hadapan Liv, lalu menarik telunjuk kanannya. Mengisap cairan kemerahan yang mengucur dari telunjuknya.
.
Liv tak tahu dari mana semua persamaan ini datang, tetapi tiba-tiba saja jantung Liv berdegup kencang karenanya.
.
.
“Bukankah nggak semua cinta berlabuh di hati yang tepat?” – Attar
.
.
”Sering kali cinta hadir tanpa benar-benar kita sadari, Liv.” – Zentra
.
.
“Cinta, kan, datang dengan nggak diduga, Liv? – Rexy
.
.
Liv jatuh dalam pesona Attar dan itu menggagalkan seluruh rencana yang telah disusunnya. Laki-laki itu memberi rasa nyaman yang berbeda.
.
.
Bagi Attar sendiri, ia nyaman bersama Liv. Camkan. Nyaman. Itu satu perasaan yang mengalahkan kadar ketampanan dan kecantikan seseorang.
.
.
Banyak hal yang Attar sukai dari Liv:
¯ Matanya yang berkilat ekspresif ketika menceritakan kesehariannya di T-ShineLine
¯ Kalimat-kalimat sarkasmenya ketika mengomentari tokoh novel yang sedang ditulis oleh Attar
¯ Kepolosan Liv
.
.
Satu yang akhirnya tanpa sadar Attar rasakan, Attar punya satu dorongan dari dalam dirinya untuk selalu menyentuh Liv. Mungkin bagi beberapa orang itu terlihat aneh. Tapi bagi Attar, mengacak rambut gadis itu, menggenggam tangannya, melarikan ujung telunjuk di lipatan keningnya, menghangatkan tangannya yang kedinginan, merengkuhnya, mendatangkan kenyaman tersendiri. Attar tidak sadar bahwa semua itu membuatnya lupa perihal siapa dia.
.
.
Attar Ledwin, yang terkadang begitu egois dan membuat Liv bingung dengan sikapnya.
.
.
Semuanya tak berjalan lancar. Hubungan keduanya bukan seperti jalan bebasa hambatan yang penuh tipu muslihat. Bebas hambatan tetapi akan ada waktu dimana macet mengular panjang.
.
.
Satu pesan Bapak untuk Attar.
.
.
“Jangan terus berlari, Attar. Laki-laki dewasa akan menyelesaikan masalahnya, bukannya menyendiri dan bersikap seolah nggak bersalah. Meminta maaf buka suatu yang rendah. Terlebih jika kamu memang bersalah. Jangan terus mendengarkan egomu.”
.
.
“Yes, I think so. But you need to know, he didn’t love me anymore. He just thought he loves me. Kamu mungkin pernah dengar ini : ‘Cinta dan logika nggak selalu berada di garis yang sama.’ Jadi, nggak, Mbak nggak akan menyalahkan karena kamu jatuh hati sama dia.” – Mbak Moza
.
Best Mistake ditulis dengan sudut pandang orang pertama. Diceritakan melalui sudut pandang Attar dan Liv secara bergantian. Sehingga emosi dan sikap keduanya mudah untuk dipahami. Pemikiran-pemikiran mereka pun lebih mengalir karena kita seolah-olah diajak untuk merunut apa yang terjadi.
.
.
Attar dan Liv memberi satu contoh nyata. Bahwa kenyamanan karena terbiasa bersama bisa menimbulkan perasaan yang tidak menentu.
.
.
Dan bahayanya, aku tahu gimana rasa nyaman itu menyerang bertubi-tubi. Ketika harus dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya, itu menyakitkan T_T T_T.
.
.
Sama seperti Liv, ia memiliki rasa yang terlampau jauh terhadap Attar. Tetapi Liv, dengan sudut pandangnya sendiri, ia tahu bahwa Attar masih mencintai Moza melalui sorot mata yang dipancarkan laki-laki itu.
.
Kenyataan itu memberi Liv satu perasaan sesak yang menyebalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membingungkan

Kacau. Membingungkan. Semuanya membingungkan. Iya. Aku menghadapinya jadi bingung sendiri. Nggak serta merta merasa senang diber...