Minggu, 05 September 2010

it's my star 1

“ah kakak. Yang itu lebih banyak. Lebih terang. Rame lagi” ery ngeyel dengan pendapatnya

“yang itu”

“yang itu”

“itu”

“itu”

“itu”

“itu”

“itu”

“itu”

Calvin dan Ery malah berantem. Saling tatap-menatap. Mata mereka mengeluarkan aura tidak mau mengalah. Briel yang melihat langsung masuk dan menggeser pintu balkon. Mengangkat ery dan didudukkannya dipangkuannya.

“sudah stop. Jangan berantem lagi” lerai Briel. Namun Ery dan Calvin tetap tidak bergeming. Tetap saling menatap dengan pandangan tidak mau mengalah. Briel yang merasa tidak diperhatikan merasa kesal.

“mau stop atau nggak? Atau kakak kasih tau ayah sekarang” kata Briel seraya berdiri, menurunkan Ery dari pangkuannya. Lalu berjalan dengan tampak kesal.

Calvin dan Ery saling menatap. Menaikkan satu alis masing-masing. Lalu menengok ke Briel yang hamper membuka pintu. Gawat, batin mereka berdua. Calvin langsung berlari dan berdiri didepan pintu sebelum Briel membukanya. Sementara Ery berdiri didepan Briel dengan merentangkan kedua tangannya. Menghalangi Briel lewat.

“jangan kak. Ampun. Baikin deh kita” kata mereka berdua bersamaan.

Briel tetap berjalan kedepan. Menggeser badan Ery yang lebih kecil darinya. Menjauhkan Calvin dari pintu.
Calvin memegang tangan Briel dengan tampang melas. Sementara Ery memegang baju Briel.

“plis kak jangan ya. Ya ya jangan ya” pinta Ery

“iya kak jangan ya. Kita baikin deh. Ery maafin kakak” kata Cal sambil menjulurkan jari kelingkingnya ke Ery untuk baikan.

“iya kak. Ery juga maaf ya kak Cal” Ery mengaitkan jari kelingkingnya ke jari Calvin.

“kita baikan kak. Jangan kasih tau ayah ya” pinta Calvin. Ery mengangguk tanda setuju.

Briel yang menghadap membelakangi mereka tersenyum senang. Baru diancam ingin dilaporkan saja mereka sudah mohon-mohon. Dalam hati Briel tertawa puas. Mereka berdua memang paling takut dengan Ayah. Soalnya kalau sudah berantem dan tidak ada yang saling mengalah untuk minta maaf. Ayah akan mengurung mereka berdua dikamar selama seharian. Biar bisa merenungi kesalahan masing-masing.

Briel berbalik, memasang wajah galak. Calvin dan Ery yang melihat langsung jiper. Karena wajah Briel menakutkan.

“beneran sudah maafan? Nggak akan berantem lagi?” Tanya Briel galak

Cal dan Ery mengangguk. “beneran kak”

“oke nggak akan kakak laporkan. Tapi kalau sampe berantem lagi langsung kakak laporkan” ancam Briel.

“iya janji” ucap mereka berdua.

“sip. Ayo duduk dibalkon lagi” kata Briel mengubah raut wajahnya dengan senyum hangat. Senyum yang selalu disukai Ery.

“kakak nggak marah?” Tanya Ery takut-takut

Briel tersenyum. “nggak Cuma bercanda aja tadi” jawab Briel cengengesan.

“yah” cal dan ery menghela nafas kesal.

“kenapa?” Tanya Briel bingung.

“nggak papa. Nggak papa”

Mereka bertiga duduk dibalkon kamar calvin. Menatap bintang-bintang yang sedang bersinar. Malam ini bintang-bintang dilangit memang sedang banyak. Tidak seperti biasanya.. ditambah dengan bulan sabit yang membentuk sebuah senyuman. Indah sekali.

Calvin duduk dengan kaki yang dimasukkan ke pagar pembatas. Sehingga kakinya berayun-ayun diudara. Menopang dagunya dengan kedua tangan yang dilipat di atas selasar pagar. Sementara Briel duduk dengan Ery yang ada dipangkuannya.

Menikmati angin malam yang berhembus tidak terlalu kencang. Sejuk. Mengibar-ngibarkan rambut Calvin dan Briel yang terkena hembusan angin.

“itu bintang kak cal, itu bintang ery, dan yang itu bintang kak briel”celetuk Ery tiba-tiba sambil menunjuk tiga bintang yang berjejer berdampingan. Bintang yang sepertinya paling terang diantara ribuan bintang lain.

“dan itu bulan tiga bertiga” kata Briel seraya menunjuk bulan sabit yang sedang membentuk senyum.

Calvin terkekeh kecil. Menikmati suasana seperti ini. Suasana yang sebentar lagi akan terasa beda tanpa adanya Briel disamping mereka. Suasana yang akan sangat dirindukan mereka bertiga.

Calvin menghela nafas. Berusaha mengatur kata-kata dalam otaknya. Malam ini ia akan memberitahu Ery tentang kepergiannya.

“seandainya kak cal pergi. Ery sedih nggak?” Tanya Calvin tiba-tiba. Ery yang mendengar pertanyaan kakaknya. Menatap bingung. Maksudnya apa?

“ya sedih lah. Emangnya kak Cal mau pergi?” Tanya Ery bingung.

Calvin tetap menghadap depan tanpa mengalihkannya ke Ery.

“kalau kakak juga pergi jauh sama kayak kak Briel. Ery juga akan nangis kayak tadi?” Tanya calvin tanpa menjawab pertanyaan Ery.

Ery semakin bingung dengan pertanyaan calvin. Sementara Briel tau kemana arah pertanyaan-pertanyaan calvin.

“kak cal Tanya apa sih? Ery bingung” kata ery

Calvin menghadap ke Ery dan Briel. Mengangkat kakinya dan duduk bersila. Calvin menatap wajah Ery yang sedang menatapnya bingung.

Calvin membelai rambut Ery dengan lembut dan tersenyum hangat. Ini saatnya cal, batinnya

“ery dengerin kak cal ya. Terus ntar kalau kak cal cerita jangan nangis ya? Ery cukup jawab pertanyaan kak Cal dengan anggukan. Ngerti?” kata calvin.

Ery mengangguk bingung. Calvin menghela nafas.

“ery taukan kalau kak Cal ini atlit kendo?” tanyanya

Ery mengangguk

“ery juga tau kan kalau kak Cal pengen jadi atlit professional?” tanyanya lagi.

Ery mengangguk lagi

“ery juga tau kan. Kalau kak Cal pingin pergi ke luar negeri buat jadi atlit kendo professional?” tanyanya lagi

Ery mengangguk. Sementara briel diam, tidak mau mengganggu Calvin yang sedang menjelaskan ke Ery.

“nah” kata Calvin menyelesaikan pertannyaannya. “6 bulan lagi kak Cal bakal pergi ke Korea buat ngejar cita-cita kakak sebagai atlit professional. Dan korea itu sama jauhnya kayak London. Dan kak Cal bakal 3 tahun tinggal disana. Ery disini baik-baik ya? Karena selama tiga tahun kak Cal nggak ada disamping Ery” jelas Calvin dengan suara bergetar.

Ery berusaha mencerna semua penjelasan Calvin. Penjelasan yang menurutnya sedikit susah untuk dimengerti.

“berarti kak Cal juga mau pergi kayak kak Briel?” tanyanya

Calvin mengangguk.

“berarti selama tiga tahun Ery bakal sendirian disini. Tanpa kak Cal dan Kak Briel?” Tanya Ery

“iya” jawab briel dan Calvin bersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membingungkan

Kacau. Membingungkan. Semuanya membingungkan. Iya. Aku menghadapinya jadi bingung sendiri. Nggak serta merta merasa senang diber...