Minggu, 05 September 2010

kendo lovers part 2

Kendo lovers--- part 2 (teman baru,sekolah baru,suasana baru, baju baru)

Sementara jam belum menunjukkan pukul 06.30. Rio sudah ada dirumah nova. kemarin mereka sudah janjian buat berangkat sekolah bareng. Bagi rio ini pengalaman keduanya. Sekolah di Indonesia. Dulu sewaktu kelas 5 SD rio ikut bundanya ke Inggris. Hingga SMP dia disana. Dan sekarang dia baru kembali lagi.

“bu nova berangkat ya” kata nova sambil mencium tangan ibunya. Bapaknya sudah pergi kerja duluan.

“rio titip nova ya” kata ibu nova

“iya bu. Rio juga berangkat dulu. Ayo nov” kata rio sambil mencium tangan ibu nova dan menggandeng nova

“hati-hati”

Setelah pamitan. Rio langsung melajukan jass hitamnya kearah sekolah. Sekolah rio dan nova merupakan satu yayasan. Jadi gedung sekolahnya bersebelahan. Dan untuk yang SMA tidak diadakan MOS.
20 menit mereka akhirnya sampai. Rio menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah nova. Nova turun dari mobil setelah bilang makasih

“mau diantar gag nov?” tawar rio sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela

“gag usah lah kak. Gue bisa sendiri” jawab nova

“yahh.. kan bisa tebar pesona gue disana” ucap rio dengan nada seolah-olah kecewa

“ihh narsis. Parah ya akibat kelamaan tinggal di inggris.”

“biarin. Ya udah gue antar aja. Mau liat kelas lo dimana” kata rio sambil keluar dari mobil

“terserah dah kak” kata nova pasrah

Rio langsung menggandeng tangan nova. kebiasaan rio kalau jalan sama nova. dia gag ingat kalau sekarang lagi di sekolah

“kok gandeng-gandeng?” Tanya nova kaget. Bukannya dia gag mau. Tapi malu kalau diliat sama anak-anak lain. Baru juga turun sekolah sehari. Sudah gandeng-gandeng tangan.

“biar aja. Gag ada yang protes kok” jawab rio cuek. Nova Cuma bisa tertunduk. Pasrah tangannya digandeng oleh rio. Dari masuk gerbang tadi. Berpuluh-puluh pasang mata menatap mereka. Ada yang terkagum-kagum karena melihat wajah rio. ada yang menatap sinis. Terutama anak-aank kelas 8 dan 9.

“yang mana kelasnya nov?” Tanya rio seraya menoleh ke nova. akhirnya nova mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk

“itu” jawab nova sambil menunjuk kelas dengan plang 7- akselerasi.

Rio melanjutkan jalannya lagi setelah mendengar jawaban nova. nova memang anak yang pintar dan cerdas. Makanya dia bisa masuk kekelas aksel. Setelah mengikuti banyak tes. Dan diantara tes-tes itu. Ada tes bakat.

Nova yang memang ahli dalam rangkai merangkai bunga. Membuat satu rangkain bunga besar dengan bermacam-macam bunga.

“udah nyampe. Kakak balik ke mobil ya” kata rio tersenyum dan membalikkan badannya kearah pintu gerbang

“makasih kak Io” jawab nova. rio menoleh sebentar dan tersenyum.

Setelah mengantar nova. rio balik ke mobilnya. Dan menjalankannya kearah sekolahnya. Yang hanya berjarak 200 meter dari sekolah nova.

Rio memarkirkan mobilnya dan langsung pergi keruang administrasi. Untuk mengambil beberapa berkas terutama berkas tentang kelas yang akan ditempatinya. Karena waktu pembagian kelas. Rio sibuk mengurus surat-surat SMP nya yang ada di Inggris.

Rio berjalan kearah kelasnya. Belum sampai kekelasnya. Sudah ada ribut-ribut di depan kelas.
Ada yang geleng-geleng kepala. Ada yang pasang muka jutek,kusut,cemberut dan lain-lain. Rio yang melihat heran sendiri. Belum apa-apa sudah ada keributan. Karena penasaran dihampirinya seorang anak laki-laki berwajah oriental. Yang sedang asik bermain rubik. Padahal teman-temannya yang lain sedang menggerutu gag karuan.

“hmm misi. Kenapa itu ribut-ribut?” Tanya rio seraya menunjuk kearah kelasnya.

“oh itu si badut makasar sama candul lagi adu bacot” jawab anak yang ditanya rio tadi. Wajah rio berubah jadi bingung. Badut makasar? Candul? Kata-kata itu aneh bagi rio. anak yang di Tanya tadi merasakan bahwa wajah rio berubah jadi aneh. Akhirnya menjelaskan

“gue Alvin. Lo bingung ya?” Tanya Alvin sambil melihat wajah rio sekaligus memperkenalkan diri. Rio hanya mengangguk menjawab pertanyaan Alvin

“itu yang disana. Yang pake tas selempang hitam. Yang mukanya imut-imut tapi amit-amit. Namanya Ozy. Trus yang pake tas warna pink itu Acha. Trus yang bawa bola basket itu cakka. Mereka bertiga lagi rebutan buat masuk kelas” jelas Alvin

“kenapa rebutan?” Tanya rio semakin bingung

“kata ozy, yang masuk duluan yang absent namanya dimulai dari huruf A. trus si acha gag mau. Dia bilang ini sudah jaman emansipasi wanita. Jadi paham ladies first yang dianutnya. Harus masuk duluan. Na si cakka itu tadinya mau misahin ozy sama acha. Tapi kayaknya dia ikut-ikutan panas” jelas Alvin panjang lebar.

“ohh.. kenapa gag gantian aja. Suruh aja si ozy masuk duluan. Trus habis itu si acha masuk. Kan gampang” tanggap rio memberi solusi

“mereka berdua kalau sudah adu mulut. Susah dipisahin. Eh tunggu dulu, elo anak baru ya?” Tanya Alvin sambil memperhatikan wajah rio

“iya” sahut rio pendek

“gue kayaknya pernah liat elo? Dimana ya?” kata Alvin seraya berpikir mengingat-ingat wajah rio. mencari salah satu gambar dalam memorinya.

Rio yang mendengar sedikit terkejut. Dia pilih sekolah ini. Karena belum ada satu pun orang yang tau wajahnya.

“oh ya. Gue ingat. Kalau gag salah elo atlit kendo yang wakilin Inggris di turnamen tahun lalu di Jepang. Bener gag?” Tanya Alvin penuh harap.

Untuk kedua kalinya rio terkejut. Hari pertama dia sekolah. Sudah ada yang tau kalau dia atlit kendo. Hanya sebagian orang yang tau kalau dia itu atlit kendo.

“bener gag?” Tanya Alvin penasaran

“lo tau gue? Lo pernah liat gue?” bukannya menjawab rio malah balik Tanya

“jadi bener. Lo Io atlit kendo itu” kata Alvin dengan senyum yang mengembang. Rio hanya mengangguk

“hebat gue punya temen atlit kendo. Kalau lo tanya gue tau lo. Gue tau. Tahun lalu gue juga ikut turnamen itu. Tapi lain itu. Ini” kata Alvin sambil mengangkat rubiknya.

“gue tau lah secara umum elo tu siapa. Secara sepupu gue tergila-gila banget sama lo. Sejak dia liat permainan lo” kata Alvin tertawa kecil karena mengingat sepupunya

“thanks. Tapi lo jangan kasih tau siapa-siapa. Gue mau jalani hidup baru. Hidup sebagai anak SMA biasa. Lo bisakan?” Tanya rio ke Alvin

“tenang gue bisa jaga rahasia. Serahin ke Alvin Jonathan Shindunata” kata Alvin membanggakan dirinya
“gue Mario Stevano Aditya Haling. Panggil Rio aja” ucap rio sambil memajukan tangan kanannya untuk bersalaman. Alvin langsung menjabat tangan rio. setelah perkenalan yang cukup mengejutkan bagi rio itu. Ia duduk disamping Alvin.

Dari kejauhan ada tiga orang yang berjalan kearah kelas rio. ketika sampai didepan kelas. Mereka bertiga kaget melihat pertempuran sengit antara Ozy dan Acha.

“vin kenapa?” Tanya salah seorang dari mereka. Seorang cewek dengan rambut yang tergerai. Wajahnya manis.

“biasa. Noh” jawab Alvin seraya menunjuk Ozy dengan dagunya

“buset dah. Dasar ozy. Baru hari pertama” kata cowok disebelah cewek yang bertanya ke Alvin tadi sambil geleng-geleng kepala

“dasar tuyul kecil. Tadi pagi gue ditinggalin. Eh dia malah perang sama acha” kata cewek itu lagi

“samperin gih fy. Kelas lain sudah pada masuk. Liat tu muka anak-anak” ucap cewek yang dari penampilannya sudah terlihat tomboy

“oke. Kalian semua tutup telinga. Gue mau sembur ozy” kata cewek yang dipanggil “fy” tadi

“hah?” kata rio kaget. Belum sempat Rio menutup telinganya. Anak perempuan yang dipanggil “fy” tadi sudah siap menyembur ozy.

“ehm.. ozy” ucap gadis itu berdehem

“ehm.. ehm.. ozy.. woi zy” ucapnya untuk kedua kali. Tapi belum dapat respon apa- apa dari ozy. Kesal karena tegurannya tidak di sahut. Gadis itu berkacak pinggang.

“hello Achmad Fauzi Adriansyah. Lo budek, tuli, congek, gagu ato bisu.? Hah? Cepet buka pintunya” ucapnya menggelegar. Semua yang ada disitu menutup telinganya.

“eh ify? Ngapain lo teriak-teriak? Gag sopan tau” katanya seraya menengok ke arah ify.

“iya ini gue ify. Kenapa? Cepet buka pintunya” ucap ify ketus

“iya-iya. Kalian ngapain kumpul disini semua?” Tanya ozy dengan wajah tanpa dosa

“udah cepet buka. Gag usah banyak Tanya”

“sabar kek” ucap ozy kesal

“sabar lo bilang. Anak-anak dah bosen nunggu dari tadi. Eh lo malah adu bacot sama acha. Lo nyadar gag sih?” kata salah satu dari mereka. Seolah-olah mewakili yang lain.

“masa sih cak?” Tanya ozy menoleh ke arah cakka. Cakka hanya menaikkan bahunya.

*****

Setelah perdebatan didepan kelas itu. Mereka semua masuk kedalam kelas. Karena hanya kelas mereka saya yang masih ribut.

Ozy dan Cakka duduk di bangku kedua dekat jendela. Didepannya ada Ify dan Acha. Dibelakangnya ada Rio dan Alvin. Disebelah kanannya ada Agni sama Debo.

Rio masih shock mendengar teriakan ify tadi hanya diam. Tidak terpengaruh dengan perdebatan antara ozy,cakka,ify dan acha. Yang berlanjut.

Alvin yang melihat rio bengong. Menjentikan jarinya didepan wajah rio.

“kenapa lo yo?” Tanyanya menyadarkan rio dari kebengongannya.

“dia siapa sih vin?” Tanya rio penasaran

“oh lo shock ya. Biasa lah itu buat yang pertama kali dengar teriakkannya” kata Alvin menjawab pertanyaan rio tadi

“emang dia siapa?”

“namanya Alyssa Saufika Umari. Tapi biasa dipanggil Ify. Dia itu sepupunya Ozy” jelas Alvin.

“oh. Ngeri euy” kata rio dan bergidik ngeri

“hahahaha lama-lama lo juga biasa kok” ucap Alvin menepuk pundak rio

“woi ribut” teriak Alvin kearah 4 orang itu. Empat orang itu menghentikan debatnya dan menegok kearah Alvin dengan tatapan tajam

“kenapa? Biasa aja kalau liat cowok ganteng” kata Alvin narsis dan langsung dapat jitakan dari ozy dan cakka

“woo sarap. Sakit onta” ucap Alvin mengelus-ngelus kepalanya.

“lo pagi-pagi dah narsis” kata ozy

“dari pada ribut gag jelas kayak kalian”

“eh vin. Siapa tuh?” Tanya cakka sambil menunjuk rio karena baru sadar ada orang lain disamping Alvin.

“oh ini rio” kata Alvin merangkul rio. rio tersenyum kearah ozy,acha,cakka, dan ify

“anak baru ya? Kok mukanya asing” ucap acha

“lo pikir alien. Asing” celetuk ozy

“yee lain itu kali. Maksudnya mukanya gag familiar dodol”

“gue juga tau kali. Gue gag sebodoh itu candul”

“candul. Candul. Dasar badut makassar” kata acha menjulurkan lidahnya

“lo candul”

“lo badut makassar”

“candul”

“badut makassar”

“woi diem. Ribut lo ah” kata cakka dan ify bebarengan sambil bekep mulut Ocha

“diem lo berdua. Gue mau dengerin rio dulu” kata cakka melepas tangannya dari mulut ozy

“ayo yo” kata Alvin

“iya gue anak baru. Mario stevano aditya haling. Panggil rio aja” ucapnya sambil memajukan tangannya untuk bersalaman.

“gue Achamad Fauzy Adriansyah. Panggil aja Ozy. Cowok paling ganteng, keren, imut, pinter di seluruh antero sekolah ini” kata ozy menyerobot cakka yang ingin bersalaman.

“dasar lo ah. Gue duluan juga” kata cakka menoyor kepala ozy

“gue cakka. Tepatnya Cakka Kawekas Nuraga. Cowok paling ganteng dari pada badut satu ini” ucap cakka dengan senyum lebar

“narsis lo” timpal ozy dan menoyor cakka

“gue Larissa Safanah Arief. Panggil aja Acha” kata acha menjabat tangan rio dengan senyum manis

“panggil candul aja” celetuk ozy

“udah diem. Sekarang giliran gue. Alyssa Saufika Umari. Lo bisa panggil gue ify. Cantik ato imut juga boleh” kata ify narsis

“itu sih mau lo” kata Alvin dan cakka bebarengan. Ify hanya nyengir

“dari smp mana?” Tanya acha

“gue?”

“ya iyalah elo yo. Kita semua ini satu smp jadi gag usah ditanya” ucap cakka nggak sabaran

“gue dari inggris”

“serius lo?” Tanya ozy kaget. Rio hanya mengangguk

“wess hebat. Gue aja belum pernah kesana” ucap cakka sambil membayangkan jika ia benar-benar ada di inggris.

“gag usah ngayal cak. Gue berani taruhan. Lo belum pernah sama sekali ke Makassar kan?” kata ozy menepuk pundak cakka.

“tau.. tau yang lahir disana. Dasar badut” cibir acha

“eh? Kenapa lo candul”

“badut” ucap acha memeletkan lidahnya kearah ozy dan berbalik menghadap kedepan.

“lo candul jelek” cibir ozy balik. Yang lain hanya geleng-geleng kepala. Rio hanya tertawa kecil melihat tingkah kedua teman barunya itu. Sepertinya kehidupan barunya akan jauh lebih baik.

“lo bakal ketawa heboh kalau sudah liat mereka damai. Jaim jaim gimana gitu” kata Alvin dengan nada dibuat-buat diakhir ucapannya.

Mereka semua kembali menghadap kedepan karena seorang guru telah masuk. Seorang guru laki-laki dengan tampang yang berwibawa tapi mudah dikelabui murid-muridnya.

“pagi semua. Saya akan jadi wali kelas kalian semua untuk setahun kedepan” sapanya dengan senyum yang mengembang.

“pagi pak dave” jawab mereka serentak. Membuat guru yang dipanggil pak dave itu terkejut bangga.

“bagus kalau kalian sudah tau nama saya” ucap pak dave bangga

“tau donk pak. Bapak kan terkenal” celetuk ozy, sehingga membuat pak dave merasa tersanjung.

“karena disekolah kita tidak di adakan mos. Maka dari osis berinisiatif untuk mengadakan sebuah acara khusus klub. Dan di sekolah kita banyak klub, kalian semua dapat memilih 2 klub dari semua klub yang ada. Dan saya akan menyebutkan nama-nama klub tersebut. Bagi yang berminat untuk mewakili ini dalam acara khusus klub nanti harap maju kedepan” jelas pak dave panjang lebar. Semua murid mulai berkasak-kusuk setelah mendengar pemberitahuan dari pak dave.

Ozy yang ingin mewakili klub futsal, langsung membalikkan badan kearah Alvin. Karena dia tau kalau Alvin bakal memilih futsal. Secara Alvin itu kapten futsal waktu smp.

“psst vin” panggil ozy

“apa zy?”

“lo ikut futsal?”

“iya lah. Mau ikut apa coba?” Tanya Alvin heran

“yahh” kata ozy kecewa

“kenapa emanknya?”

“gue mau ikut futsal. Lo fotografi aja ya vin? Ayo lah demi gue. Ya.ya.?” pinta ozy dengan tampang memelas

“ya deh” jawab Alvin sedikit tidak ikhlas

“ikhlas gag?”

“ikhlas kok lahir batin malah”

“yeee.. Alvin baik deh” jerit ozy kencang. Seisi kelas langsung menoleh kearah ozy. Sedangkan ozy hanya cengengesan.

“oke yang pertama. Basket” ucap pak dave

Cakka yang memang sudah berniat untuk masuk basket. Langsung maju kedepan. Tapi saat mau jalan. Ternyata agni tetangga sebelahnya, maksudnya teman sebrang bangkunya juga ikut berdiri. Cakka menoleh kearah agni. Dan menaikkan satu alisnya.

“lo duluan. Jalannya gag cukup”kata agni mempersilahkan

“lo ikut basket?” Tanya cakka heran

Agni hanya mengangguk. Yah kenapa harus cewek jadi-jadian ini sih, keluh cakka dalam hati.

“kalian berdua ingin ikut basket?” Tanya pak dave menatap agni dan cakka bergantian

“iya pak” jawab Cagni berbarengan. Pak dave lalu mengambil kertas. Absent nama-nama mereka.

“kamu siapa namanya?” Tanya pak dave ke cakka

“cakka kawekas nuraga pak”

“saya agni tri nubuwati pak” ucap agni cepat saat pak dave ingin menanyakan namanya.

“oke. Kalian geser sedikit. Kedua fotografi” lanjut pak dave. Alvin maju kedepan.

“selanjut futsal,musik,bulutangkis,dance,teater dan bla-bla bla” sebut pak dave satu-satu. Dan anak-anak yang ingin mengikuti klub itu. Maju kedepan.

Tinggal rio yang belum maju diantar 7 anak tadi. Dia tidak tertarik sama sekali. Ingin memilih basket. Sudah ada cakka. Mau futsal hanya hobi semata. Fotografi?. Gag terlalu bisa. Musik? Oke-oke aja. Tapi sudah ada ify yang mewakili. Jadi dia hanya duduk tenang dibangkunya. Dan menatap satu-satu wajah teman barunya dan menghapal nama mereka.

“dan ini yang terakhir. Satu klub baru. Saya sendiri juga bingung kenapa klub ini dibentuk. Semoga banyak peminatnya. Okey Kendo” ucap pak dave dengan wajah bingung.

Semua anak juga bingung. Ini pertama kalinya kendo masuk dalam klub sekolah ini.

Cukup lama tidak ada respon sama sekali dari murid-murid. Alvin menatap kearah rio. tapi rio cuek bebek. Alvin jadi merasa sedikit kesal. Teman barunya itu sama sekali gag tertarik dengan berbagai klub yang ada. Sampai ada satu klub yang benar-benar dikuasainya. Tapi malah cuek bebek. Gag peduli.

“ sepertinya tidak ada. Baiklah saya tutup untuk kendo” kata pak dave memecah keheningan karena dari tadi kelas diam sesaat.

“maju yo” kata Alvin kearah rio. “me?” Tanyanya

“iya cepet” ucap Alvin geregetan. Akhirnya rio berdiri. Dan maju kedepan. Tentu dengan tatapan heran dan bingung dari anak-anak yang lain.

“pak ada yang mau” kata Alvin sedikit kencang

“kamu mau?” Tanya pak dave

“ya pak. Saya Mario Stevano Aditya pak” ucapnya dan berdiri diurutan terakhir.

“baik semuanya sudah. Kalian tunggu dikelas. Tunggu pengumuman yang ada tentang acara klub ini. Dan bagi yang tidak memilih. Bisa pulang. Karena setelah ini tidak ada kegiatan. Dan yang didepan kalian ikuti pengumuman yang ada. Mengerti?” kata pak dave panjang lebar kearah anak-anak yang duduk dan kearah mereka yang berdiri didepan.

“mengerti” jawab mereka serempak bak koor paduan suara.

“hanya itu saja yang saya sampaikan. Selamat pagi semua” ucap pak dave seraya membereskan kertas-kertas yang ada diatas meja dan berlalu keluar kelas.

Anak-anak yang lain yang tidak memilih klub. Berdiri dari bangkunya masing-masing dan keluar kelas. Ada yang kekantin,ada yang langsung pulang, dan menghampiri temannya dulu dan bergosip ria. Tapi tidak untuk yang maju kedepan. Mereka tetap dikelas. Dan sekarang rio ada ditengah-tengah enam orang yang sedang memasang wajah heran,bingung,dan penasaran.

“lo ikut kendo yo?” Tanya ozy

“emangnya lo ngerti yo?” Tanya acha

“beneran nie?” timpal ify

“salut gue yo” kata agni

“serius lo bisa?” kata cakka tidak percaya.

“woi nanyanya satu-satu. Bingung anak orang” kata Alvin menunyudahi sesi Tanya menanyai tadi. Yang belum sama sekali dijawab oleh rio.

“pertama gue jawab punya ozy. Iya gue ikut kendo. Kedua acha. Gue ngerti tentang kendo. Ketiga ify sama cakka. Iya gue serius. Keempat agni. Thanks ag” kata rio menjawab pertanyaan teman-temannya dan tersenyum kearah agni.

“emang lo bisa?” Tanya ozy penasaran dan anggukan dari cakka

“bisa. Bisa. Udah deh lo semua diem. Ntar liat aja” kata Alvin

“kok lo yakin bener vin?” Tanya ify menyelidik

“ya yakin aja. Lo gag percaya kemampuan gue buat baca wajah orang” ucap Alvin ngaco

“sejak kapan lo bisa baca muka orang?” Tanya cakka dengan wajah benar-benar bingung.

“dari orok. Puas” jawab Alvin jengkel. Sementara cakka Cuma manggut-manggut seolah mengerti.

Setelah itu mereka ngobrol-ngobrol ringan. Seputar sekolah dulu, hobi, tukeran nomor hp dan alamat. Dan tentunya diselingi perdebatan nggak bermutu dari ozy dan acha. Dan bekepan dari ify dan cakka yang bosan mendengaranya. Rio,Agni,dan Alvin hanya tertawa mendengar celetukan-celutakan ozy.

Tepat jam 12.15 mereka pulang kerumah masing-masing. Setelah mendengarkan pemberitahuan-pemberitahuan dari masing-masing ketua klub.

Rio mengantar nova pulang dan membeli dua buket bunga mawar putih dari toko bunga nova. dan pergi ke makam kakak dan ayahnya. Sudah jadi kebiasaan rio untuk selalu menaruh bunga-bunga kesukaan kakaknya setiap hari.

Hanya hal-hal seperti itu yang bisa dilakukannya. Mengingat kakaknya sudah pergi sejak sebelas tahun yang lalu. Ada rasa sepi sendiri dihatinya. Walaupun punya banyak kegiatan. Mulai dari latihan kendo, menjadi guru privat nova, melatih para calon pemain kendo baru hingga pertandingan-pertandingan kendo yang diadakan di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membingungkan

Kacau. Membingungkan. Semuanya membingungkan. Iya. Aku menghadapinya jadi bingung sendiri. Nggak serta merta merasa senang diber...